Nabi Musa lahir pada saat Raja Fir'aun memerintah Mesir. Raja Fir'aun adalah seorang Raja yang dholim, kejam tidak berperikemanusiaan. Di zaman itu bila ada bayi yang lahir laki-laki, maka diancam untuk dibunuh. Ia memerintah petugasnya untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir dari Bani Isro'il. Rakyat hidup dalam ketakutan terutama orang-orang Bani Isro'il. Sikap ke dholiman semacam itu telah dijelaskan didalam al Qur'an :
Yang artinya :
- "Ingatlah ketika Kami melepaskan kamu daripada keluarga Fir'aun, mereka menyiksa kamu sebesar-besar siksaan, disembelihnya anak-anak kamu yang laki-laki dan dipeliharakanya anak-anak kamu yang perempuan. Demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu.
Musa meninggalkan Istana.
Nabi Musa as. disebut orang Musa Fir'aun (Musa anak Fir'aun). Beliau dipelihara diistana Raja sampai menjadi dewasa. Siti Asiah (Isteri Fir'aun) sangat sayang kepadanya. Setelah Musa menjadi dewasa, maka Allah menganugerahkan pangkat kenabian dan ilmu pengetahuan. Pada suatu hari, nabi Musa as. berjalan-jalan didalam kota, kemudian bertemu dengan dua orang yang sedang berkelahi. Yang seorang Bani Isro'il sedangkan lagi bangsa Qibthi (bangsa Fir'aun). Musa berusaha meleraikanya, akan tetapi bangsa Qibthi tidak mau berdamai, maka marahlah nabi Musa kemudian ditamparnya, dan orang tersebut meninggal. Beliau lalu melanjutkan perjalan ke Madyan. Beliau menyesali, perbuatanya itu mengakibatkan orang meninggal, kemudian beliau memohon ampun dan berdo'a kepada Allah, dan Allah mengabulkanya.
Musa bertemu Dengan Nabu Syu'aib as.
Sewaktu nabi Musa berteduh dibawah sebatang pohon, tiba-tiba beliau melihat serombingan orang yang sedang mencarikan minuman binatang ternaknya. Di antara kerumunan orang yang berebut untuk mengambil air, terdapat dua wanita yang menunggu selesainya orang anteri. Kemudian nabi Musa as. menolong dua wanita tersebut untuk memberi minum kambingnya. Kemudian beliau dipersilahkan ke rumah oleh kedua wanita yang bersaudara itu, untuk menemui bapaknya, yaitu nabi Syu'aib as. Semenjak itu, dengan memebalas kebaikanya, Musa tinggal bersama-sama nabi Syu'aib sampai dewasa.
Nusa Kembali Ke Negeri Mesir.
Beliau berangkat ke Mesir bersama Isterinya yang tercinta, setelah mereka meminta izin kepada nabi Syu'aib. Perjalanan nabi Musa ke Mesir melalui jalan setapak (jalan kecil), karena merasa khawatir di tangkap mata-mata Fir'aun. Dalam perjalananya, tiba-tiba beliau melihat api yang sedang menyal, kemudian didatangilah api tersebu, sedangkan isterinya disuruh menanti dibawah pohon. Setelah nabi Musa sampai dii tempat api tersebut, diserulah dari arah lembah sebelah kanan : Ya Musa, sesungguhnya aku Allah, Tuhan semesta Alam. Setelah ada perintah dari Allah untuk melemparkan tongkatnya, maka jadilah ular yang besar. Kemudian besarlah hati Musa setelah di beritahu tentang tongkat yang ia pegang, dan keudian nabi Musa memohon kepada Allah, agar supaya di sertai pula saudaranya Harun. permintaanya dikabulkan oleh Allah, dan akhirnya keduanya berangkat ke Mesir dengan membawa Mu'jizat.
Sikap Fir'aun Terhadap Nabi Musa as.
Nabi Musa as. di Mesir langsung bertemu dengan Raja Fir'aun, setelah saling berdebat, akhirnya Fir'aun menantang untuk adu dengan tukang sihir kerajaan telah ia kumpulkan. Ajakan Fir'aun beliau terima, maka ditentukanlah tempat dan waktunya. Setelah berkumpul di suatu tempat, maka disepakati bahwa tukang-tukang sihir Raja Fir'aun melemparkan potongan-potongan tampar, maka jadilah ribuan seekor ular yang luar biasa besarnya, Sehingga semua ketakutan, maka musnahlah semua ular-ular kecil tukang sihir tersebut tertelan ular yang sangat besar. Dengan kenyataan yang baru dilihat tersebut, sehingga tukang sihir serta isteri Fir'aun (Asiah) segera beriman kepada nabi Musa as. Melihat kejadian tersebut raja Fir'aun bertambah marah, dengan kemarahanya itu maka isterinya disiksa sampai mati, demikian juga orang-orang yang beriman tidak luput dari siksaanya. Akhirnya nabi Musa beserta orang-orang yang beriman melarikan diri dari kota Mesir. Perjalanan sampai lautan merah, maka dikejarlah nabi Musa beserta rombonganya.
Fir'aun Mati Tenggelam Dalam Keadaan Kafir.
Nabi Musa as. beserta orang-orang yang beriman telah sampai didekat lautan merah. Dalam posisi terdesak oleh musuh. Allah swt. mewahyukan kepada beliau agar memukulkan tongkatnya kepermukaan laut, tiba-tiba air lautpun menjadi tersibak, terbelah menjadi dua bagian, jalan yang panjang telah terbentang pula untuk keseberang.
Yang artinya :
- Ingatlah ketika Kami belah air laut merah untuk meneruskan perjalanan kamu, maka Kami lepaskan kamu dengan selamat, dan Kami teggelamkan keluarga Fir'aun, sedang kamu lihat.
Hubungan Nabi Musa Dengan Nabi Harum.
Setelah Nabi Musa as. pergi ke bukit Sinai menerima wahyu dari Allah, yang berupa kitab Taurat, selama 40 hari umatnya ditinggalkan di bawah pengawasan nabi Harum as. Sepeninggal nabi Musa as. sebagian besar umatnya telah menjadi murtad, menyembah berhala. Nabi Harun as. tidak henti-hentinya dengan sangat bersusah payah melarang mereka, namun tidak ada hasilnya. Umat Nabi Musa ini telah menantang untuk melihat Tuhan. Pada waktu itu, oleh nabi Musa di ajaklah mereka kesuatu tempat dan nabi Musa mengatakan kepada mereka, supaya melihat saja pada sebuah gunung. Tetapi apa yang terjadi, tiba-tiba datanglah halilintar yang menyambar mereka, sampai mereka itu tidak sadarkan diri. Demikian gambaran manusia yang ingin melihat Tuhan, sedangkan baru saja melihat cahaya halilintar saja mereka tidak sanggup. Allah swt. dzatNya tidak dapat dilihat dengan mata dhohir manusia, akan tetapi Allah lah yang senantiasa melihat segala gerak gerik makhlukNya. Memang pada zaman nabi Musa banyak kejadian yang aneh-aneh, sehingga Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya kepada umat nabi Musa yang banyak durhaka tersebut. Begitu gigihnya perjuangan Nabi Musa untuk mengajak umatnya kembali ke jalan yang benar.
Perjalanan Nabi Musa as. Bersama Nabi Khidlir.
Meskipun nabi Musa as. mempunyai kepadaian yang luar biasa, ternyata dalam perjalanan itu semakin tahu akan kelemahan dan kelengahan dirinya, terutama dengan ketidak sabaranya atau tergesa-gesa dalam menanyakan sesuatu hal. Di dalam perjalanan bersama nabi Khidlir, banyak peristiwa yang aneh-aneh, yang kemudian keduanya berpisah, dan nabi Khidlir memberitahukan dengan tujuan-tujuan yang telah dilakukanya.
Hikmah Yang Dapat Dipetik Dari Kisah Ini.
- Menurut pandangan sementara akal manusia, maka fihak yang kuatlah yang akan menang, tapi Tuhan lebih menentukan dari segala sesuatu rencana manusia.
- Setelah nabi Musa as. menjadi dewasa, diangkatlah oleh Allah menjadi rasul, guna menegakkan kebenaran, sehingga pertarungan kekuatan utusan Allah dengan pendekar-pendekar kezaliman itu, ternyata sang pendekar (Fir'aun) ditenggelamkan di lautan merah.
- Suatu pelajaran bagi kita, seperti pertemuan nabu Musa dengan Nabi Khidlir dalam perjalanan mereka. Janganlah kita merasa yang paling unggul, paling pandai dari yang lain, masih ada yang melebihi kepandaianya dari kita sendiri.
No comments:
Post a Comment