Saturday, 11 June 2016

Kisah Nabi Muhammad Saw.


Silsilah nabi Muhammad saw. adalah Muhammad bin Abdullah bin Mutholib bin Hasyim bin Abdil Manaf bin Qushoy bin Hakim bin Muroh bin Kaab bin Luai bin Qolib bin Fakhri bin Malik bin Al Nadlor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah  bin Ilyas bin Mudlor bin Nazar bin Mu'ad bin Adnan bin Adad, dan seterusnya bersambung sampai dengan silsilah nabi Isma'il bin Ibrohim as.

Nabi Muhammad SAW. Lahir.

Pada saat itu, langit diatas kota Makkah dirasakan sangat gelap sebab tak ada pegangan hidup bagi penduduknya, sehingga zaman itu dinamakan "zaman Jahiliyah". Di tengah kegelapan dan krisis moral itulah, maka lahirlah seorang bayi yang membawa suasana lain, bayi Muhammad yang kelak nanti akan meluruskan akhlak, membawa rahmat bagi alam semesta sehingga terbitlah terang, sinarlah kegelapan. Muhammad lahir dalam senen 12 Robi'ul Awwal (Tahun Gajah) yang bertepatan dengan tanggal 20 april 571 M. Dari seorang ibu bernama Siti Aminah, sedang ayahnya Abdullah telah wafat sejak Muhammad masih didalam kandungan dalam usia 7 bulan. Mengapa tahun kelahiranya dinamakan tahu gajah ? Pada waktu itu, gubernur nashroni Abrohah dari Yaman, ingin mengancurkan Ka'bah. Untuk itu Abrohah bersama bala tentaranya dengan mengendarai Gajah berangkat menuju Makkah. Tapi belum lagi maksud mereka tercapai untuk menghancurkan Ka'bah, mereka sudah dihancurkan oleh Allah dengan perantaraan burung Ababil. Dengan adanya pasukan yang menunggang Gajah, maka tahun itu dinamakan "Tahun Gajah".

Masa Penyusuaian Muhammad.

Pada waktu itu, sudah umum bagi masyarakat dan lagi karena sudah merupakan adat kebiasaan, apa lagi bagi orang tertentu seperti bangsawan, untuk menyusukan bayinya kepada wanita Badiyah. Badiyah adalah suatu dusun di padang pasir. Maksud mereka dengan menitipkan bayi pada mereka, agar bayi itu kelak kemudian hari dapat berbicara dengan fasih. Karena adat itu, tak terkecuali bagi Muhammad sendiri yang juga keturunan bangsawan Quraisy, dititipkan pula kepada Halimah As-Sa'diyah, seorang wanita dari Bani Saad kabilah HAwazin, suatu tempat tak jauh dari Makkah. Hingga sampai usia lima tahun nabi Muhammad dibesarkan dikota ini.

Wafatnya Siti Aminah (Ibu Nabi Muhammad saw).

Setelah usian lima tahun nabi Muhammad diantarkan ke Makkah ke pangkuan ibundanya sendiri, oleh Halimah As Sa'diyah. Sesudah setahun bersama ibunya, tepatnya Muhammad berumur enam tahun, maka diajaklah dia ke Madinah oleh ibunya. Mereka berdua di temani oleh seorang hamba sahaya peninggalan ayahnya, yaitu Ummu Aiman. Tujuanya adalah untuk memperkenalkan kepada neneknya, juga menziarahi makam ayahnya. Setelah perjalanan pulang antara kota Madinah dan Makkah, tepatnya kota Abwa' Siti Aminah dipanggil menghadap Yang kuasa, kemudian beliau dimakamkan di kota itu juga. Maka menjadi yatim piatulah Muhammad dalam umur enam tahun, dan selanjutnya pulang ke Makkah bersama Ummu Aiman.

Wafatanya Kakek Muhammad.

Ummu Aiman diserahkanlah dia kepangkuan kakeknya Abdul Mutholob, Usia Abdul Mutholib waktu itu 80 th. Pada umumnya orang-orang Quraisy sangatlah menghormatilah, karena dia memang seorang pemuka Quraisy. Begitupun dengan orang-orang Makkah sendiri sangat menghormatinya. Abdul Mutholib sangat sayang pada nabi sehingga nabi lama kelamaan dapat melupakan kematian ibunya.

Dalam Asuhan Paman.

Semenjak nabi di tinggalkan oleh kakeknya yang sangat dicintainya, kini dia beralih dalam asuhan pamanya sendiri, yaitu Abu Tholib. Tidak seperti anak-anak yang seusia dia, nabi Muhammad di dalam asuhan pamanya ini selalu menampakan jiwa yang pasrah. Perilakunya tidak seperti anak-anak yang lain.
Ke Syam (pengalaman yang di alami beliau)
Tatkala nabi Muhammad berusia 12 tahun. Beliau menyertai pamanya Abu Tholib, pergi berdagang ke Syam, dalam perjalanya beliau singgah ke Basyarah. Di kota itu, Abu Tholib dan Muhammad bertemu dengan pendeta Nashroni, yang alim, bernama "Buhairoh". Melihat Muhammad, Pendeta itu mengamati wajahnya lalu dia mengatakan bahwasanya di dalam diri Muhammad ada tanda-tanda kenabian. Maka pendeta itu menasehati Abu Tholib agar menjaga Muhammad dengan baik, dan di suruhnya agar segera membawa pulang kembali ke Makkah. Karena disebabkan kekhawatiranya kalau-kalau orang-orang Yahudi akan menemukanya, yang kemudian akan menganiaynya. Sedang di Makkah kegiatan sehari-hari Muhammad adlah menggembala kambing milik penduduk kota Makkah.

Perang Fijar dan Perjanjian Fudhul yang Disaksikan Muhammad.

Pada waktu muhammad umur 15 tahun, telah disaksikanya perang besar antara suku Quraisy dan Qinanah dengan fihak lain yakni suku Qais Ailan. Tepatnya perang ini pada bulan suci bulan Dzulqo'dah. Perang ini disebut "Harbul Fijar", yang artinya Perang yang memecahkan kesucian Yakni mempertahankan Makkah dari kesucianya. Akhirnya perang ini berakhir dengan perdamaian. Perdamaian ini berakhir disebabkan karena orang Quraisy mengadakan perjanjian Fudhul, yang isinya antara lain tidak diperbolehkan menganiaya penduduk Makkah , atau mengusir mereka, dan mencegah adanya perang. Disaat perjanjian itu, Muhammad hadir bersama pamanya Abu Tholib.

Perjanjian Dagang Dengan Siti Khotijah.

Sesudah Muhammad menginjak dewasa mulailah beliau belajar dan berusaha hidup mandiri dalam hidupnya, agar tidak menggantungkan diri pada pamanya. Waktu itu, beliau merupakan sosok seorang yang jujur, baik dari kalangan sebayanya maupun yang lebih tua, sehingga beliau terkenal dengan kejujuranya. Maka Siti Khatijahpun mempercayakan daganganya pada Muhammad. Siti Khatijah adalah seorang janda yang kaya raya. Muhammad di temani seorang yang bernama Maisaroh. Keduanya mengadakan perdagangan ke Syam. Kemudian merekapun pulang ke Makkah setelah memperjual-belikan daganganya dan memperoleh laba.

Perkawinan Muhammad Dengan Khatijah.

Usai pulang dari Syam, datanglah lamaran dari fihak Khatijah kepada Muhammad, kemudian beliau menyampaikan hal itu kepada pamanya Abu Tholid. Setelah semua sepakat, maka perkawinanpun dilangsungkan. Usai Muhammad pada waktu itu 25 tahun, sedanh Khatijah 40 tahun. Setelah perkawinan itu bertambah populer nama Muhammad di antara penduduk Makkah, apalagi di saat umur beliau 25 tahun, beliau telah mendamaikan para pemuka-pemuka Quraisy yang bersengketa dalam peletakan Hajar Aswad. Pada waktu terjadi banjir besar melanda kota Makkah, telah mengakibatkan dinding Ka'bah menjadi runtuh karenanya. Kaum Quraisy berusaha membongkarnya dan sekaligus membangunya kembali. Setelah Ka'bah selesai di perbaharui, maka para pemuka kaum Quraisy beramai-ramai ingin meletakkan Hajar Aswad pada posisinya yang semula. Tapi terjadilah perselihan sengit antar mereka yang mengakibatkan hampir terjadi peperangan diantara mereka.
Pada saat yang kritis itu, Muhammad datang dengan usulnya yang di setujui mereka, agar mengambil sehelai kain, lalu dihamparkannya kain itu dan kemudian Hajar Aswad diletakkan Muhammad, ditengah-tengah kain. Kemudian disuruhnya para pemuka Quraisy agar mengangkat tepi kain dan seterusnya mengantar Hajar Aswad ketempat semula. Dan ketika telah sampai di tempatnya, maka diletakkanlah batu itu (Hajar Aswad) oleh tangan beliau sendiri. Maka selesailah persengketaan mereka dengan hasil yang baik dan memuaskan semua fihak yang terlibat. Dengan kejadian yang demikian itu maka bertambah tenarlah Muhammad di kalangan penduduk Makkah.

Akhlak Muhammad saw. dari Masa Kanak-kanak Hingga Dewasa.

Dalam perjalanan hidupnya, sejak kecil hingga sampai dewasa, beliau terkenal jujur, baik terhadap sebayanya maupun orang tua, tidak pernah berkata kotor ataupun berbuat keji, sehingga dia mendapat julukan "All-Amin", yang artinya orang yang dapat dipercaya. Beliau juga tidak pernah menyembah berhala, juga tak pernah makan hewan sembelihan orang untuk korban berhal-berhala seperti lazimnya orang-orang arab jahiliyah pada waktu itu. Menjauhkan diri pula dari keramaian pemujaan-pemujaan terhadap berhala.

Bertahanusnya Muhammad Saw. di Gua Hiro.

Sebagai seorang yang akan menjadi pemimpin umat seluh dunia. Muhammad mempunyai otak yang cerdas, perasaan yang halus, cepat tanggap serta ingatanya kuat, kemauan yang keras menyerap segala perjalanan hidupnya, mendapat pengolahan yang sempurna dalam hidupnya, mendapat pengolahan yang sempurna dalam hidupnya. Muhammad mersakan kesedihan yang amat sangat melihat bangsa arab yang mengalami keruntuhan agama. Oleh karena itu maka Muhammad mempersiapkan diri untuk bertahanus, memusatkan jiwa agar lebih sempurna, menghindar dari keramaian khalayak ramai. Beliau bertahanus ke Gua Hiro', yang berada di sebuah bukit "Jabal Nur" (Bukit Cahaya), yang letaknya kira-kira dua atau tiga mil sebelah utara kota Makkah.

Wahyu Yang Pertama Diterima Rosulullah Saw.

Bertambahnya usia Muhamamd menjadi 40 tahun. Muhammad lebih banyak bertahanus daripada waktu sebelumnya. tepat pada malam 17 Romadhon, yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi. Di waktu Muhammad bertahanus di Gua Hiro', datanglah utusan Allah, yaitu malaikat Jibril as. Inilah saatnya Muhammad menerima wahyu pertama dari Allah. Dalam keadaan gemetar, badanya menggigil karena rasa takut dipeluk oleh malaikat. Maiakat Jibril kemudian melepaskan pelukanya seraya menyuruh muhammad untuk membaca. Jawabanya Muhammad : "Aku tidak dapat membaca" sampai berulang kali, hingga akhirnya Muhammad berkata : "Apa yang harus kubaca". malaikat Jibril Berkata :
  • "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (Manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".
Demikianlah wahyu yang diterima Muhammad pada usia beliau 40 tahun delapan bulan delapan hari Qomariyah atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut hitungan matahari (Syamsiyah). Setelah menerima wahyu tersebut Muhammad pulang kerumah dengan badan yang masih gemetar, sehingga minta untuk diselimuti isterinya Khatijah. Siti Khatijah yang patut dan setia pada Muhammad segera menyelimuti. Dan diceritakanlah apa yang telah dialami beliau di Gua Hiro' dengan hati yang cemas lagi khawatir. Namun sang isteri tidak memperlihatkan rasa khawatir, bahkan beliau membesarkan hati sang suami seraya berkata : "Bergembiralah wahai suamiku tetapkanlah hatimu demi Tuhan yang jiwaku ada di tanganNya, semoga engkaulah engkaulah yang akan menjadi utusanNya, yang terakhir bagi seluruh umat manusia, engkaulah yang selama ini senantiasa menolong orang-orang yang kesusahan dan engkaulah yang senantiasa memulyakan tamu". Begitulah Siti Khatijah berusaha menentramkan hati suaminya, sehingga berkuranglah kekhawatiran hati sang suami dan beliau dapat tidur. Setelah Muhammad bangun dari tidurnya, maka diajaklah oleh Siti Kahtijah sowan kepada pamanya yang bernama Saroqoh bin Naufal, lalu menceritakan apa yang telah dialaminya oleh Muhammad di Gua Hiro', Saroqoh adalah seorang yang tidak menyembah berhala, melainkan beliau seorang yang beragama Nasrtoni yang fasih dan faham dengan bahasa Ibroni, dan beliau lah yang menterjemahkan kitab Taurot dan kitab Injil. Mendengar penuturan Khatijah itu, Saroqoh menjawad : "Sesungguhnya yang datang padamu wahai Muhammad adalah Rukhul Qudud, malaikat Jibril. Yang membawa wahyu dari Allah. Seamdainya aku masih muda dan kuat aku akan berjuang sekuat tenagaku untuk membantumu karena pengusiran dari kaummu yang akan memusuhimu. Rosullah lantas berkata : "Apakah kaumku kelak akan memusuhiku ? Saroqoh menjawab : "Semua Rosul yang membawa wahyu dari Allah akan dimusuhi oleh kaumnya. Bila diriku masih melihat kamu dimusuhi oleh kaumnya, Bila diriku masih melihat kamu dimusuhi oleh kaummu, maka akan kubantu dengan seluruh kekuatan yang aku miliki. khatijah sangat bergembira mendengar suaminya akan menjawab Rosul Ilahi, yang akan mengemban amanat sebagai Nabi Akhir Zaman. Maka Khatijahlah Wanita pertama yang beriman akan kenabian Muhammad Saw.

Nabi Muhammad Menerima Wahyu Kedua.

Menurut riwayat selama + 3 (tiga) bulan lamanya setelah menerima wahyu yang pertama Rosullah barulah menerima wahyu kedua. Di dalam menunggu datangnya wahyu kedua ini, Rosullah merasa khawatir kalau-kalau wahyu yang diterimanya putus sampai disitu. Beliaupun hampir putus asa, tetapi dengan ketetapan hatinya, dan Rosullah tetap bertahanus di gua Hiro', Akhirnya wahyu yang dinantikan tiba, seperti wahyu yang pertama, Beliau menengadakan tanganya kelangit, maka tampaklah maikat Jibril as. Rosullah mengigil ketakutan, badan beliau gemetar. Rosullah lantas pulang kerumah, dan minta pada isterinya menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu Rosullah menerima wahyu yang kedua :

Yang artinya :
  • "Hai orang berselimut. Bangun dan berilah peringatan ! Besarkanlah (nama) Tuhanmu, bersihkan pakaianmu, jauhilah perbuatan maksiat, janganlah kamu memberi karena hendak memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Tuhanmu.
Dengan turunya wahyu tersebut, maka jelaslah bagi Rosullah agar menyeru dan mengajak umat manusia untuk menyembah Allah swt. Yang Maha Agung serta Esa yang tidak beranak dan diperanakkan serta tiada sekutu bagi-Nya.

Menyiarkan Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Usai Rosullah menerima wahyu yang kedua. Rosullah mulai menyiarkan risalah agama Allah dengan sembunyi-sembunyi. Beliau mulaiberdakwah dari kalangan keluarganya, terlebih dahulu yang tinggal satu rumah, kemudian sahabat-sahabat beliau terdekat, seorang demi seorang agar mereka meninggalkan agama mereka dan menyembah Allah swt. Yang pertama kali beriman pada kerasulan Muhammad dan sekaligus masuk Islam adalah Siti Khatijah isteri beliau, kemudian sepupu Siti Khatijah, yakni anak pamanya Ali bin Abu Tholib. Disusul juga budak beliau Zaid bin Haritsah yang kemudian menjadi anak angkat beliau. Sebagi seorang sahabat dekatnya maka segeralah Abu Bakar mengikutinya ajakan masuk Islam. Dengan perantara Abu Bakar, banyak juga orang yang akhirnya memeluk agama Islam, antara lain : Ustman bin Affan., Zubair bin Auwam, Saad bin Abi Waqoosh, Addurrahman bin Auf, Tholhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarroh, Arqom bin Abil Arqom, Fathimah bin Khottob (adik Umar bin Khottob) serta suaminya Zaid bin Zaid Al Adawi. Mereka-mereka ini disebut "Assabiqul Awwalun" (orang yang mula masuk Islam). Di rumah Arqom, mereka semua itu mendapat ajaran Islam dari Rosullah secara sembunyi-sembunyi.

Menyiarkan Islam Secara Terang-terangan.
Selama tiga tahun sudah Rosullah saw. melaksanakan "Da'watul Affrod" dakwah secara sembunyi-sembunyi, dari satu rumah kerumah yang lain. Lalu datanglah perintah Allah berupa wahyu agar beliau berdakwah secara terang-terangan.

Yang artinya :
  • ''Maka jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu, dan berpalinglah dari orang musrik".

No comments:

Post a Comment