Sebagaimana seorang wanita, rupanya Siti Sarah kurang merasa senang apabila hidup serumah, berdekan dengan Siti Hajar yang telah dikaruniai putra. Karena kehendak Allah juga, kemudian nabi Ibrahim membawa pindah isterinya (Siti Hajar) bersama bayinya (Isma'il) ke negeri Makkah, yang pada waktu itu masih merupakan padang pasir, polos putih, tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, hanya batu dan pasir kering yang terlihat. Siti Hajar putranya Isma,il berdua jarus menerima nasib yang di takdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindunga-Nya. Mulai beratnya beban hidup yang harus dirasakanya tanpa bantuan suami, sedangkan makanan dan air susu ibunya (Siti Hajar) mulai habis, mengering kemudian Siti Hajar berlari-lari hingga sampai ke bukit Shofa dan Marwa, serta pulang balik antara kedua bukit itu, kalau kemungkinan ada air. Sampai saat ini, perbuatan Siti Hajar dijadikan sebagai rukun ibadah Haji dan dinamakan Sa'i (pulang balik antara Shofa dan Marwa) sebanyak tujuh kali dengan membaca asma kebesaran Allah.
Tidak berapa lama Siti Hajar mendengar suara, datanglah malaikat Jibril, yang memberi petunjuk kepada Siti Hajar kepada suatu tempat. Kemudian dihentakkan kakinya, hingga memancarlah mata air, dengan kuasa Allah. Sampai sekarang mata air jernih itu dinamakan orang, air zam-zam. Para jama'ah haji dari seluruh penjuru dunia dapat menikmati sumber mata air yang bersejarah itu.
Ibrahim Kembali ke Mekkah
Betapa kagumnya nabi Ibrahim setelah beliau menemukan anak istrinya, kembali ke Makkah dalam keadaan subur, makmur, do'a beliau dikabulkan oleh Allah swt. kemudian dalam perjalanan beliau ke Makkah, beliau ditugaskan membangun Ka'bah, Baitul Haram, rumah suci yang pertama bagi umat islam. Kemudian nabi Isma'il mendampingi ayahnya melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Allah kepadanya. Didirikanlah oleh beliau Ka'bah, yang hingga kini nampak berdiri megah sebagai tempat berkiblat manusia. dalam Al Qur'an do'a nabi Ibrahim banyak disebut-sebut di dalam al Baqoroh ayat 127-129
Manfaat Didirikannya Ka'bah
Ka'bah yang berdiri megah hingga kini, didirikan pada zaman nabi Ibrahim as. Allah berfirman:
yang artinya : "sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadah, manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi segenap manusia. padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (diantaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Q.S. Ali Imron : 96-97)
Nabi Ismail Berkeluarga
Setelah Ismail dewasa, maka menikahlah beliau dengan seorang wanita jurhum. Dengan perkawinannya, beliau dianugerahi Allah swt keturunan banyak, dan putra-putra nya menjadi pemimpin kaumnya. Mereka dinamakan Arab musta'ribah. Nabi Ismail wafat di negeri Mekkah, pada usia 137 tahun. Di makamkan di Hijir yang kemudian disebut Hijir Ismail.
Kesimpulan Dalam Riwayat Ini :
- Bahwa apabila iman dan aqidah telah mantap dan meresap di dalam hati seseorang akan sangat berpengaruh terhadap sikap (perilakunya), cara berfikirnya menguasai seluruh perasaannya. segala pengorbanan, penderitaan yang dialami dalam membela aqidah diraskan dengan ringan. rela ikhlas menerimanya.
- Nabi Isma'il sebagai contoh teladan yang sangat baik, sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya, dan taat pula kepada Allah.
- Nabi Ibrahim dan nabi Isma'il, mereka adalah orang yang telah membangun Ka'bah.
- Timbulnya mata air zam-zam, adalah dari peristiwa Siti Hajar kekurangan air, seperti yang tertera dalam sejarah.
- Beliau berwasiat kepada anak-anaknya, agar tetap memelihara agama islam. Janganlah mati kecuali dalam menetapi agama islam.
No comments:
Post a Comment